Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Komitmen ESG MEDC: ini Jurusnya

Rubrik: Ekonomi Hijau | Diterbitkan: 27 October 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Komitmen ESG MEDC: ini Jurusnya

KABARBURSA.COM - MedcoEnergi telah meningkatkan produksi gas hingga mencapai 70 persen dari total produksi minyak dan gas dalam delapan tahun terakhir, sebagai wujud komitmen perusahaan terhadap transisi energi. Langkah ini ditujukan untuk mendukung penggunaan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

"MedcoEnergi juga memperluas investasi strategis pada energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya dan panas bumi, serta tembaga yang mendukung elektrifikasi," kata Direktur dan CEO MedcoEnergi, Roberto Lorato, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu 27 September 2024.

Selain itu, perusahaan tengah menjajaki potensi penyimpanan CO₂ di reservoir lepas pantai yang dioperasikannya antara Singapura dan Malaysia, sebagai bagian dari inisiatif energi bersih.

Lorato menekankan bahwa transisi energi merupakan tantangan kompleks yang memerlukan kerja sama antarnegara di kawasan. Singapore International Energy Week (SIEW) 2024, sebuah forum yang mempertemukan pemimpin energi, pembuat kebijakan, dan pelaku industri, menjadi platform utama untuk berdiskusi dan bertukar ide guna menghadapi tantangan energi masa depan.

Salah satu sesi penting dalam SIEW 2024 adalah diskusi panel tentang urgensi pengembangan energi terbarukan di Asia Tenggara, dengan partisipasi pembicara dari berbagai negara, termasuk Indonesia dan Singapura. Kolaborasi antara kedua negara disebut sebagai hasil dari pendekatan pragmatis yang agresif, dengan fokus pada kebutuhan masing-masing.

“MedcoEnergi, bersama perusahaan energi lainnya di Asia Tenggara, terus menunjukkan komitmen untuk transisi energi. SIEW menjadi wadah penting untuk bertukar pengalaman dan gagasan, guna mewujudkan masa depan energi yang lebih berkelanjutan di kawasan ini,” ujar Roberto Lorato.

0000000

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengumumkan dalam public expose yang dilakukan secara virtual, menyatakan bahwa kemajuan terbaru dari proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan kapasitas 110 megawatt (MW) di Ijen, Jawa Timur sudah mencapai 93 persen.

Direktur & Chief Operating Officer Medco Energi, Ronald Gunawan, menegaskan komitmen perusahaan dalam memasok energi bersih dan memperluas kapabilitas energi terbarukan melalui proyek ini.

Ronald menyebutkan, tahap pertama proyek ini melibatkan pengembangan fasilitas PLTP dengan kapasitas 34 MW, yang dikerjakan bersama mitra Ormat Technologies Inc.

Sebagai informasi, Ormat Technologies Inc adalah perusahaan terkemuka dalam bidang panas bumi dan energi terbarukan, rencananya akan memiliki porsi kepemilikan 49 persen dalam proyek ini. Sementara, Medco Energi memegang porsi kepemilikan sebesar 51 persen. Adapun Total biaya proyek diperkirakan mencapai USD 145 juta.

“Kami telah menyelesaikan pemboran dan pengujian sumur, yang menunjukkan kapasitas sebesar 40 MW. Kemajuan proyek hingga Juni 2024 telah mencapai 93 persen dan kami optimis proyek ini akan mulai beroperasi secara komersial pada kuartal I-2025, ” ungkap Ronald dalam public expose MEDC, Senin, 26 Agustus 2024.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pengembangan tahap pertama PLTP Ijen, yang mencakup kapasitas 34 MW, juga berada di jalur yang tepat untuk memulai operasional komersial pada kuartal I-2025.

” Medco Energi berharap proyek ini akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam penyediaan energi terbarukan di Indonesia, ” pungkasnya.

Dari sisi lainnya, Ronald mengatakan bahwa PT MEDC mencatatkan penurunan produksi minyak dan gas sebesar 5 persen pada semester pertama tahun ini.

“Penurunan ini disebabkan oleh penurunan hak partisipasi (participating interest/PI) di Blok Corridor, Sumatra Selatan,” jelas dia.

Selain itu, produksi migas perusahaan mencapai 153.000 barrel of oil equivalent per day (boepd) pada paruh pertama tahun ini. Angka ini, meskipun melampaui target tahunan perusahaan, mengalami penurunan 5 persen dibandingkan dengan semester I-2023. Penurunan tersebut dikaitkan dengan pengurangan PI Medco dari 54 persen menjadi 46 persen setelah kontrak Blok Corridor diperpanjang hingga 2033, serta penurunan permintaan gas di Singapura dan divestasi aset di Blok 12 W, Vietnam.

Lebih jauh Ronald menjelaskan, penurunan produksi gas diimbangi oleh peningkatan produksi minyak dari aset di Blok 60, Oman, dan Blok Natuna. Perusahaan juga telah menginvestasikan sekitar USD152 juta untuk pengembangan lebih lanjut di Natuna, Corridor, dan sumur produksi di Blok 60 Oman.

Akuisisi Blok Pertambangan

Emiten migas ini juga terus membuka peluang akuisisi blok pertambangan baru di sejumlah wilayah potensial, mulai dari Indonesia, Asia Tenggara, hingga Timur Tengah. Adapun tiga wilayah tersebut merupakan lokasi favorit yang menjadi fokus perseroan, dengan alasan wilayah-wilayah ini memiliki kondisi yang cukup stabil dengan regulasi yang familier.

“Negara-negara di area tersebut adalah negara yang stabil, di mana regulasinya familier dan kami merasa sudah punya pengalaman beroperasi di sana,” ujar dia.

Ronald mengatakan bahwa selain akuisisi, perseroan juga melakukan pengembangan dengan pertumbuhan secara organik. Salah satu proyek yang tengah dikembangkan MEDC adalah West Belut di Natuna, yang akan beroperasi pada akhir 2024.

“Kemudian ada proyek Terubuk yang akan beroperasi pada kuartal I/2025 dan juga Forel (yang menghasilkan) 10.00 barel per hari, juga akan beroperasi di akhir tahun ini,” pungkasnya.

Ronald menambahkan, MEDC turut melakukan pengembangan koridor di Senoro bagian selatan, Bangkanai, Kalimantan Tengah, serta pengembangan di Oman. Seluruh langkah ini akan menambah cadangan minyak MEDC untuk jangka pendek hingga menengah.(*)