Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pertamina Patra Niaga Raih Sertifikasi Internasional Distribusi SAF

Rubrik: Ekonomi Hijau | Diterbitkan: 22 August 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Pertamina Patra Niaga Raih Sertifikasi Internasional Distribusi SAF

KABARBURSA.COM - PT Pertamina Patra Niaga berhasil meraih sertifikasi internasional untuk pendistribusian sustainable aviation fuel (SAF) atau bahan bakar pesawat ramah lingkungan di Asia Tenggara.

Dengan pencapaian ini, Pertamina Patra Niaga menjadi operator pertama di Asia Tenggara yang memasarkan SAF bersertifikasi ISCC CORSIA, ungkap Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 22 Agustus 2024.

Rincian sertifikasi tersebut meliputi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk skema Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) serta Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU).

Maya menilai sertifikasi ini menandai langkah strategis dalam penyediaan SAF di kawasan Asia Tenggara, sekaligus mengukuhkan posisi Pertamina sebagai pionir di industri penerbangan yang berkomitmen terhadap pengurangan emisi karbon global.

"Ini adalah pencapaian bersejarah dalam sektor energi regional, membuka jalan bagi maskapai di Indonesia dan sekitarnya untuk memanfaatkan bahan bakar yang secara signifikan mengurangi jejak karbon," tutur Maya.

Sertifikasi tersebut diserahkan langsung oleh CEO PT Qualitas Sertifikat Indonesia, Ryanza Prasetya, kepada Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya, dengan disaksikan oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero), Salyadi Saputra.

Maya juga menambahkan bahwa sertifikasi ini memungkinkan para pelanggan untuk mengklaim pengurangan emisi karbon dari produk SAF yang diproduksi oleh Pertamina.

"Dengan sertifikasi ISCC untuk produk SAF serta produk used cooking oil (UCO) dan HVO (hydrotreated vegetable oil) dari Pertamina, kini pelanggan dapat mengajukan klaim terkait penurunan emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar ini," jelas Maya.

Dukungan Proyek Strategis Nasional

PT Pertamina Patra Niaga berperan aktif dalam mendukung proyek strategis nasional (PSN) Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang digarap oleh PT Borneo Alumina Indonesia. Perusahaan ini menyalurkan berbagai produk seperti chemical, bahan bakar minyak (BBM), dan lubricants (pelumas) guna memastikan kelancaran operasional proyek tersebut.

“Kami sangat mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah produk bauksit menjadi alumina dengan memasok berbagai produk pendukung, baik itu chemical, BBM, maupun lubricants,” ungkap Maya Kusmaya, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga Pertamina Patra Niaga. Seperti dalamb keterangan di Jakarta, 5 Agutus 2024.

Proyek SGAR ini merupakan bagian dari strategi Indonesia untuk mengolah bauksit menjadi alumina secara domestik. Langkah ini bertujuan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah sekaligus meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral negara.

“Kami akan menyalurkan caustic soda sebanyak 138.000 MT sepanjang tahun 2024. Volume penyaluran ini diprediksi akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya kebutuhan produksi alumina,” tambah Maya.

PT Borneo Alumina Indonesia adalah perusahaan patungan antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau INALUM dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM). Berlokasi di Kalimantan Barat, perusahaan ini dibentuk untuk mengembangkan dan mengoperasikan pabrik pemurnian bauksit menjadi alumina dengan kapasitas produksi mencapai 1 juta ton alumina per tahun.

Pabrik ini bertujuan untuk menghasilkan alumina tingkat peleburan (smelter-grade alumina/SGA). Proyek ini diharapkan dapat mendukung inisiatif pemerintah dalam meningkatkan industri hilir dan memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.

Leonard Manurung, Direktur Utama PT Borneo Alumina Indonesia, menjelaskan bahwa caustic soda merupakan salah satu bahan baku utama dalam produksi smelter grade alumina. “Kerja sama ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan dan kelancaran pasokan serta produksi di pabrik kami,” ujar Leonard.

Keberhasilan program ini, menurut Leonard, tidak lepas dari kolaborasi dan sinergi dalam Pertamina Group. SH Commercial and Trading PT Pertamina Patra Niaga serta SH Integrated Marine Logistics PT Pertamina International Shipping berperan penting dalam memastikan pengiriman produk berlangsung lancar dan aman.

Pelemahan Rupiah Efek ke BBM

Ekonom Senior/Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Ryan Kiryanto, menyatakan bahwa pelemahan rupiah bisa terjadi karena Indonesia harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk impor minyak (BBM) dalam dolar Amerika Serikat (AS).

Perekonomian Indonesia sangat rentan terhadap kenaikan harga minyak dunia, terutama Brent, jika ketegangan geopolitik di Timur Tengah memanas menjadi perang terbuka antara Palestina dan Israel setelah terbunuhnya salah seorang pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.

Ekonom memproyeksikan harga minyak acuan Brent berpotensi naik ke US$90 per barel jika aksi retaliasi dari Palestina dan sekutunya termanifestasi. Efeknya terhadap Indonesia termasuk pelemahan nilai tukar rupiah dan peningkatan inflasi.

Kamis, 1 Agustus 2024, rupiah spot dibuka turun tipis di Rp16.263/USD, lebih lemah dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp16.260/USD. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor minyak mentah Indonesia sebesar 6,47 juta ton pada Januari hingga Mei 2024.

Jika harga minyak naik, imported inflation berpotensi meningkat, yang dapat menyebabkan inflasi di Indonesia naik. Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan menunda penurunan suku bunga acuan BI Rate dari level pada Juli 2024 sebesar 6,25 persen.(*)