Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

DPR Dukung Hilirisasi Batu Bara Menjadi Graphite Industri

Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya menegaskan bahwa hilirisasi batu bara sangat krusial, mengingat Indonesia memiliki cadangan yang besar.

Rubrik: Ekonomi Hijau | Diterbitkan: 25 March 2025 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Pramirvan Datu
DPR Dukung Hilirisasi Batu Bara Menjadi Graphite Industri Hilirisasi batu bara semakin menunjukkan potensinya sebagai langkah strategis dalam mendukung industri berbasis energi baru

KABARBURSA.COM – Hilirisasi batu bara semakin menunjukkan potensinya sebagai langkah strategis dalam mendukung industri berbasis energi baru dan terbarukan di Indonesia. 

Salah satu inovasi terbaru adalah konversi batu bara menjadi synthetic graphite, material esensial dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV). 

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyatakan dukungan penuh terhadap langkah ini sebagai bagian dari upaya transisi energi dan kemandirian industri nasional.

Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya menegaskan bahwa hilirisasi batu bara sangat krusial, mengingat Indonesia memiliki cadangan yang besar, yakni terbesar nomor 7 di dunia.

Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah untuk semakin proaktif dalam mengembangkan berbagai produk turunan batu bara, termasuk synthetic graphite.

"Kami mendukung berbagai pengembangan teknologi hilirisasi batu bara. Pemerintah saat ini tengah menjajaki produksi DME, dan bahkan PT Bukit Asam (PTBA) juga sedang mengembangkan synthetic graphite," ujarnya.

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan bahwa Anggota Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID, yakni PT Bukit Asam Tbk tengah melakukan pengembangan teknologi pengolahan batu bara menjadi artificial graphite, material utama dalam pembuatan baterai EV. 

Langkah ini, menurutnya, tidak hanya mendukung transisi energi, tetapi juga menciptakan industri berbasis batu bara yang lebih berkelanjutan dan rendah emisi.

"Synthetic graphite ini sangat penting bagi industri baterai EV. Saat ini, kita juga melihat pengembangan komponen katoda mulai tumbuh di dalam negeri. Artinya, satu per satu elemen utama baterai sudah mulai kita produksi sendiri," katanya.

Ia menegaskan bahwa hilirisasi bukan sekadar wacana, tetapi merupakan strategi nyata untuk membawa Indonesia naik kelas sebagai negara industri maju.

"Ini bukan hanya narasi, tetapi langkah konkret. Komisi XII DPR RI mendukung penuh program pemerintah ini sebagai strategi jangka panjang menuju kemandirian energi dan percepatan industrialisasi nasional," tegasnya.

Nilai Tambah Komoditas

Upaya hilirisasi yang dijalankan oleh BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas mineral sekaligus menjadi solusi dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku industri.

Sejumlah produk hasil hilirisasi yang dikembangkan MIND ID, seperti asam sulfat dan caustic soda, memiliki peran strategis sebagai bahan baku utama dalam berbagai sektor industri seperti proses pemurnian mineral hingga manufaktur.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sebagian besar bahan pendukung untuk smelter dan refinery masih diperoleh melalui impor.

"Sebenarnya untuk mendukung refinery ataupun smelter ini juga butuh bahan-bahan pendukung yang sebagian besar sekarang ini masih impor, dan proyek strategis hilirisasi Grup MIND ID menjadi solusi untuk juga dapat menghasilkan produk-produk bahan baku industri," katanya.

Dilo menyampaikan salah satu langkah nyata adalah melalui PT Freeport Indonesia (PTFI), yang telah memulai produksi asam sulfat (H₂SO₄) di Pabrik Asam Sulfat yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik.

Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1,5 juta ton asam sulfat per tahun, yang dihasilkan dari pembakaran pasir tembaga serta limbah industri seperti terak dan gipsum.

Produk ini memiliki peran penting dalam mendukung hilirisasi smelter dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) serta menjadi bahan baku utama bagi industri pupuk, aki, pulp, dan kertas.

Selain itu, MIND ID bersama PT Freeport Indonesia juga tengah mengkaji produksi caustic soda, yang nantinya dapat digunakan dalam industri aluminium.

Caustic soda sendiri merupakan bahan kimia esensial yang banyak digunakan dalam proses pemurnian bahan baku hingga tahap produksi berbagai produk manufaktur.

"Jadi gak cuma satu, kita ingin melengkapi semua. Untuk kegiatan hilirisasi, produk-produk bahan baku industri yang masih bergantung pada impor kita coba untuk kurangi," pungkas Dilo.

Good Mining Practice

Holding BUMN Industri Pertambangan, MIND ID, menegaskan komitmennya dalam menerapkan Good Mining Practice (GMP) atau praktik pertambangan yang bertanggung jawab. Langkah ini diperkuat dengan pengelolaan lingkungan yang lebih ketat, guna menjamin keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.

Bersama dengan anggota grupnya—PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Timah Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk—MIND ID menerapkan kebijakan lingkungan yang holistik. Program yang dijalankan mencakup pengelolaan pembukaan lahan dengan fasilitas pengendalian erosi, konservasi tanah pucuk, hingga penataan batuan penutup berdasarkan kajian geoteknik, geokimia, dan hidrologi.

Tak hanya itu, MIND ID juga aktif dalam pengelolaan limbah pertambangan, pengendalian air larian permukaan, air tambang, hingga air asam tambang. Pemantauan lingkungan dilakukan secara berkala, sementara reklamasi dan rehabilitasi pascatambang menjadi pilar utama dalam memastikan keberlanjutan ekosistem.

Kami berkomitmen menerapkan Good Mining Practice, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat harmoni antara industri dan lingkungan,” ujar Binahidra Logiardi, Division Head of Sustainability MIND ID, Jakarta, Kamis 6 Februari 2025.

Sebagai wujud komitmen tersebut, MIND ID mengadopsi berbagai standar internasional, seperti Aluminium Stewardship Initiative (ASI), Responsible Mining Index (RMI), Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), serta International Council of Mining and Metals (ICMM).

Selain mengacu pada standar global, perseroan juga melakukan kajian lingkungan secara menyeluruh melalui Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk memitigasi risiko ekologi di setiap operasi tambang.

Menurut Binahidra, kepatuhan terhadap GMP bukan sekadar pemenuhan regulasi, tetapi juga strategi bisnis jangka panjang.

Bagi kami di MIND ID, penerapan standar ESG yang ketat bukan hanya menjaga keberlanjutan, tetapi juga membuka akses ke pasar global yang semakin selektif terhadap praktik industri yang bertanggung jawab,” pungkasnya. (info-bks/*)