Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

PLN Terapkan Kesetaraan Gender dan Inklusivitas

Komitmen ini tercermin melalui raihan Perseroan atas sertifikat Economic Dividends for Gender Equality (EDGE)

Rubrik: Ekonomi Hijau | Diterbitkan: 03 March 2025 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Pramirvan Datu
PLN Terapkan Kesetaraan Gender dan Inklusivitas Keterlibatan aktif dari perempuan dapat berkontribusi dalam meningkatkan competitive advantage dan value dari perusahaan. Foto: Dok PLN

KABARBURSA.COM - PT PLN (Persero) menerapkan kesetaraan gender dan inklusivitas di lingkungan kerja berstandar internasional. Komitmen ini tercermin melalui raihan Perseroan atas sertifikat  Economic Dividends for Gender Equality (EDGE) yang diaudit langsung oleh Société Générale de Surveillance (SGS) Italy dan dikembangkan oleh EDGE Certified Foundation, sebuah lembaga internasional yang menyusun standar dalam mendukung kesetaraan gender dan inklusivitas di tempat kerja.

PLN dinilai berhasil menerapkan kebijakan dan praktik yang mendukung keragaman, kesetaraan, dan inklusi dengan berfokus pada kesetaraan gender. Pencapaian ini juga menjadikan PLN sebagai perusahaan BUMN pertama yang meraih pengakuan internasional dalam menerapkan kebijakan kesetaraan  gender dalam internal perseroan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan komitmen kuat PLN untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Menurutnya keterlibatan aktif dari perempuan dapat berkontribusi dalam meningkatkan competitive advantage dan value dari perusahaan. 

“Kami percaya bahwa lingkungan yang inklusif akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dan membuka peluang yang lebih besar bagi individu tanpa memandang gender,” ujar Darmawan dalam keterangannya di Jakarta, Senin 3 Maret 2025.

Sertifikasi EDGE mencakup penilaian atas berbagai aspek penting dalam implementasi pengarusutamaan gender yang telah dilakukan oleh perusahaan, termasuk kebijakan rekrutmen yang adil, program pengembangan karier yang setara, statistik representasi karyawan di berbagai level manajemen, serta inklusivitas budaya perusahaan.

Selain itu, PLN juga telah melaksanakan berbagai inisiatif pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender di seluruh jenjang karyawan.

“Pencapaian ini bukanlah akhir dari perjalanan kami, tetapi justru awal dari upaya yang lebih besar untuk menciptakan budaya perusahaan yang lebih inklusif, di mana setiap orang, terlepas dari gender, memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang dan sukses,” tambah Darmawan.

Program Srikandi PLN Movement- Srikandi Sahabat Anak memperingati Hari Anak Nasional dengan menyalurkan bantuan kepada 26 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. Total penerima manfaat dari program ini adalah 2.405 siswa dan 182 guru. Foto: dok PLN
Dalam memperoleh sertifikasi ini, PLN juga mendapatkan dukungan langsung dari Asian Development Bank (ADB) berupa pendampingan teknis (technical assistance). Hal ini untuk memastikan semua persyaratan dan standar yang ditetapkan dapat terpenuhi dengan baik.

Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga mengapresiasi langkah PLN yang terus mendorong kesetaraan gender dan inklusi di lingkungan kerja perusahaan.

"Pencapaian sertifikasi EDGE ini merupakan tonggak penting dalam kolaborasi kami, dan kami berharap dapat terus membangun kemajuan ini untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan adil," ungkap Jiro.

Lewat sertifikasi ini, PLN berharap dapat meningkatkan komitmennya terhadap prinsip-prinsip Women’s Empowerment Principles (WEPs), khususnya dalam aspek kesetaraan gender di tempat kerja, marketplace, dan komunitas.

Sebagai informasi, selain PLN, perusahaan lainnya yang meraih sertifikasi EDGE antara lain World Bank, ADB, L’Oreal dan Chevron.
PLN berharap dapat meningkatkan komitmennya terhadap prinsip-prinsip Women’s Empowerment Principles (WEPs) Foto: dok PLN
Pengembangan Energi Hijau

PT PLN (Persero) melihat peluang besar dalam pengembangan energi hijau (green energy) seiring dengan meningkatnya peralihan dari energi fosil ke listrik. Hal ini didukung oleh proyeksi pertumbuhan kendaraan listrik dan infrastruktur pendukungnya di Indonesia. 

VP Perencanaan Produk Niaga PLN, Rudiana Nurhadian, mengungkapkan bahwa tren ini cukup menjanjikan. Berdasarkan roadmap yang ada, pada tahun 2030 diperkirakan akan ada sekitar 120 ribu kendaraan listrik yang beroperasi di Indonesia, dengan jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) mencapai sekitar 60 ribu unit.  

"Saat ini dengan populasi mobil sebesar 68 ribu (unit), SPKHL yang terpasang 2200 hingga 2300, energi yang dihasilkan itu sebesar 9 ribu MWH atau 9 GWH,” ujar Rudiana usai menghadiri acara Kabar Bursa Economic Insight 2025, Greenomic Indonesia: Challenges in Banking, Energy Transition, and Net Zero Emissions di Jakarta, Rabu 26 Februari 2025.

Adapun dengan tren pertumbuhan yang semakin meningkat, PLN memperkirakan kebutuhan energi listrik untuk kendaraan listrik akan terus bertambah secara eksponensial. Oleh karena itu, PLN telah memasukkan proyeksi kebutuhan energi kendaraan listrik ini ke dalam Rencana Pengembangan Tenaga Listrik (RPTDL).  

"Kami sudah memproyeksikan kebutuhan energi listrik untuk kendaraan listrik (EV) dalam RPTDL. Berdalam RPTDL PLN yang itu merupakan RPTDL paling green sepanjang sejarah di Indonesia,” tambahnya.  

Infrastruktur Ekosistem Listrik

PT. PLN (Persero) akan membangun 2 EV Charging Hub Station di tahun 2025 sebagai etalase infrastuktur ekosistem kendaraan listrik yang menyeluruh untuk meyakinkan pengguna EV agar bekendara secara aman dan nyaman.

VP Perencanaan Produk Niaga PLN, Rudiana Nurhadian, mengungkapkan bahwa branding untuk Hub Station yang akan dibangun oleh PLN adalah SPKLU Center. "Saat ini kami sedang melakukan assesmen terhadap beberapa lokasi yang potensial, karena memang kami membutuhkan lahan yang cukup besar dan kami akan menempatkan charging point yang cukup banyak," ujarnya dalam acara Kabar Bursa Economic Insight 2025 Greenomic Indonesia: Challanges in Banking, Energy Transition, and Net Zero Emissions, di Jakarta, 28 Februari 2025. Beberapa hari lalu.

Rudiana juga menyebutkan bahwa PLN tidak hanya fokus pada penentuan lokasi tetapi juga membuka peluang kerjasama dengan mitra penyedia charger. "Kami sudah melakukan penjejakan dengan beberapa mitra penyedia charger untuk bisa ikut kolaborasi dalam pembangunan SPKLU Center," tambahnya.

Dia menjelaskan bahwa secara sistem, penyediaan SPKLU sudah siap, namun tantangan terbesar saat ini adalah menentukan lokasi yang tepat dan menyiapkan charger. "Kami sudah menandai beberapa lokasi potensial, seperti di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung, serta di beberapa rest area juga sudah ada potensi yang akan kami bangun SPKLU Center, Kemudian di Bali, di Bali itu ada beberapa lokasi karena memang banyak event di situ," jelas Rudiana.

Rudiana mengungkapkan bahwa Januari 2025, PLN telah membangun 3.400 untuk SPKLU yang tersebar di seluruh Indonesia. "Kami menargetkan untuk membangun 5.800 unit SPKLU pada tahun 2025 untuk memenuhi road map, yang artinya ada gap 2.400 yang harus kita bangun di 2024," katanya. 

PLN juga akan bekerja sama dengan mitra melalui skema partnership untuk mempercepat pembangunan ini. Rudiana menggarisbawahi bahwa PLN juga terus berinovasi dalam sistem untuk mengatasi meningkatnya permintaan. "Kami terus upgrade fitur-fitur dalam dalam sistem, termasuk peningkatan kemampuan untuk menangani trafik yang semakin tinggi," tambahnya.(info-bks/*)