KABARBURSA.COM — PT PLN (Persero) melihat peluang besar dalam pengembangan energi hijau (green energy) seiring dengan meningkatnya peralihan dari energi fosil ke listrik. Hal ini didukung oleh proyeksi pertumbuhan kendaraan listrik dan infrastruktur pendukungnya di Indonesia.
VP Perencanaan Produk Niaga PLN, Rudiana Nurhadian, mengungkapkan bahwa tren ini cukup menjanjikan. Berdasarkan roadmap yang ada, pada tahun 2030 diperkirakan akan ada sekitar 120 ribu kendaraan listrik yang beroperasi di Indonesia, dengan jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) mencapai sekitar 60 ribu unit.
"Saat ini dengan populasi mobil sebesar 68 ribu (unit), SPKHL yang terpasang 2200 hingga 2300, energi yang dihasilkan itu sebesar 9 ribu MWH atau 9 GWH,” ujar Rudiana usai menghadiri acara Kabar Bursa Economic Insight 2025, Greenomic Indonesia: Challenges in Banking, Energy Transition, and Net Zero Emissions di Jakarta, Rabu 26 Februari 2025.
Adapun dengan tren pertumbuhan yang semakin meningkat, PLN memperkirakan kebutuhan energi listrik untuk kendaraan listrik akan terus bertambah secara eksponensial. Oleh karena itu, PLN telah memasukkan proyeksi kebutuhan energi kendaraan listrik ini ke dalam Rencana Pengembangan Tenaga Listrik (RPTDL).
"Kami sudah memproyeksikan kebutuhan energi listrik untuk kendaraan listrik (EV) dalam RPTDL. Berdalam RPTDL PLN yang itu merupakan RPTDL paling green sepanjang sejarah di Indonesia,” tambahnya.
Investasi Kendaraan Listrik Dari China
PT PLN (Persero) menyatakan siap menyambut potensi masuknya investasi kendaraan listrik dari China ke Indonesia, seiring dengan ancaman mantan Presiden AS Donald Trump yang berencana menghentikan keberadaan mobil listrik China di Amerika Serikat.
VP Perencanaan Produk Niaga PLN, Rudiana Nurhadian, mengungkapkan bahwa informasi tersebut sudah diterima oleh pihaknya dan bisa menjadi peluang besar bagi Indonesia.
"Ini bisa jadi berkah bagi Indonesia. Jika China menarik pasarnya yang sebelumnya ke Amerika, biasanya ke selatan, maka salah satunya Indonesia," ujar Rudiana usai menghadiri acara KabarBursa Economic Insight 2025, Greenomic Indonesia: Challenges in Banking, Energy Transition, and Net Zero Emissions di Jakarta, Rabu 26 Februari 2025.
Menanggapi potensi masuknya produsen kendaraan listrik dan infrastruktur pendukungnya, PLN mengaku telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik nasional.
"Kami secara aktif memang, terus berkolaborasi gitu ya. Setiap ada pabrikan baru yang datang, ataupun juga mitra baru yang datang, kami selalu secara intensif berkolaborasi melalui berbagai kerjasama." jelasnya.
PLN sendiri telah membangun kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), produsen mobil listrik, asosiasi industri, hingga penyedia infrastruktur pengisian daya. Salah satu langkah besar yang telah dilakukan adalah menggelar penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terbesar pada tahun 2024, yang melibatkan banyak pemangku kepentingan dalam satu acara.
"Kami sudah masuk ke komunitas, kita masuk juga ke ATPM, hingga produsen komponen charger. Tentunya, kami juga mendapatkan support dari pemerintah. Semua area sudah kami petakan dan kami jajaki untuk kolaborasinya," tambahnya.
Menurut Rudiana, kunci utama dalam mempercepat pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia adalah kolaborasi yang erat antara berbagai pihak. Dengan semakin berkembangnya infrastruktur dan investasi kendaraan listrik, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pasar utama di kawasan Asia Tenggara.(*)