Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

KPI Produksi 14,5 Juta Barel BBM Ramah Lingkungan

Rubrik: Ekonomi Hijau | Diterbitkan: 11 February 2025 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
KPI Produksi 14,5 Juta Barel BBM Ramah Lingkungan

KABARBURSA.COM - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mencatat produksi Marine Fuel Oil Low Sulphur (MFO LS) mencapai 14,5 juta barel sepanjang 2024. Bahan bakar minyak (BBM) rendah emisi ini menjadi solusi ramah lingkungan bagi sektor perkapalan.

Marine Fuel Oil Low Sulphur merupakan jenis bahan bakar dengan kadar sulfur rendah yang dirancang untuk mengurangi polusi udara dari industri maritim. “Produk ini semakin diminati karena lebih ramah lingkungan dan sesuai regulasi global,” ujar Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa 11 Februari 2025.

KPI mengoperasikan empat kilang yang mampu memproduksi MFO LS, yakni Kilang Dumai, Kilang Balikpapan, Kilang Plaju, dan Kilang Cilacap. Hermansyah menegaskan bahwa tren permintaan bahan bakar ini terus meningkat sejak berlakunya regulasi ketat terkait emisi sulfur bagi kapal laut.

Aturan tersebut pertama kali diperkenalkan oleh International Maritime Organization (IMO) pada 2020 dan kemudian diadaptasi ke dalam kebijakan nasional melalui Keputusan Dirjen Migas No. 0179.K/DJM.S/2019. Regulasi ini mewajibkan penggunaan bahan bakar MFO dengan kadar sulfur yang lebih rendah, efektif sejak 1 Januari 2020.

Dari total produksi MFO LS tahun 2024, sekitar 50 persen berasal dari Kilang Dumai. “Ke depannya, kami akan terus meningkatkan kapasitas produksi untuk mendukung transisi energi yang lebih bersih,” pungkas Hermansyah.

Catatan Kinerja Cemerlang

PT Pertamina (Persero) mencatat kinerja cemerlang sepanjang 2023 berkat transformasi digital dan inovasi riset teknologi.

Melalui inovasi ini, Pertamina berhasil mencetak kinerja positif di hampir semua lini bisnis.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menekankan bahwa digitalisasi dan riset teknologi merupakan kunci utama peningkatan kinerja Pertamina.

Dengan digitalisasi, Pertamina dapat mengelola bisnis dari hulu ke hilir secara terpadu.

“Kami telah mulai menggunakan AI (kecerdasan buatan) untuk mengolah dan menganalisis data dengan lebih cepat sehingga keputusan bisa diambil dengan akurat,” ujar Nicke dalam pernyataannya di Jakarta, Senin 24 Juni 2024.

Pertamina juga terus mengembangkan riset dan teknologi untuk meningkatkan produk bernilai tinggi. Pertamina menguasai 24 persen sektor hulu dengan kontribusi terhadap produksi minyak sebesar 69 persen dan gas 34 persen. Ribuan sumur juga dikelola dengan digitalisasi yang sudah terhubung hingga ke hilir.

Pada 2023, Subholding Upstream Pertamina berhasil meningkatkan produksi migas sebesar 8 persen. Selain itu, Pertamina terus menambah cadangan migas baru baik dari blok migas eksisting maupun baru.

“Ini luar biasa, untuk meningkatkan produksi migas, Pertamina melakukan pengeboran sekitar 800 sumur baru. Karena itu, 62 persen investasi Pertamina dialokasikan ke hulu,” jelas Nicke.

Sektor pengolahan juga menunjukkan kinerja positif. Subholding Refining & Petrochemical Pertamina terus menjaga produktivitas kilang dengan kapasitas 1,025 juta barel per hari. Sepanjang 2023, operasional kilang berjalan tanpa pemberhentian yang tidak direncanakan.

“Ini bukan hasil yang instan, tapi proses lima tahun di mana Pertamina telah melakukan revamping kilang,” katanya.

Pertamina juga telah melaksanakan sembilan proyek peningkatan produktivitas, efisiensi energi, dan penambahan kapasitas kilang.

Di hilir, lanjut Nicke, digitalisasi Subholding Commercial & Trading Pertamina berhasil mengendalikan kuota BBM dan elpiji bersubsidi serta meningkatkan penjualan BBM non-subsidi sebesar 2 persen, yang sebagian besar diserap industri.

“Artinya, ini mendorong industri untuk tumbuh lebih baik,” tutur Nicke.

Ekspansi Bisnis Internasional

Dalam bisnis pengangkutan, Integrated Marine & Logistic Subholding Pertamina mengoperasikan 760 kapal dan terus melakukan ekspansi bisnis internasional. Saat ini, melalui Pertamina International Shipping (PIS), Pertamina telah memiliki 50 rute pelayaran internasional.

Pada 2023, volume yang diangkut mencapai 161 juta kiloliter (KL), naik 3 persen dibandingkan 2022.

Kinerja bisnis Gas Subholding juga menunjukkan hasil positif. Pada 2023, volume penjualan gas mencapai 337 ribu BBTU, meningkat 3 persen dari sebelumnya, yaitu 327 ribu BBTU.

Nicke menekankan bahwa gas menjadi andalan Pertamina dalam transisi energi dan pembangunan infrastruktur gas akan mempercepat transisi energi di Indonesia.

“Kunci transisi energi ada di gas karena menjadi perantara dari bahan bakar menuju energi terbarukan,” ujar Nicke.

Melalui Power & NRE Subholding, Pertamina berhasil meningkatkan produksi energi bersih sebesar 17 persen menjadi 5.452 gigawatt hour (GWh) dari sebelumnya 4.659 GWh.

“Tahun lalu, PNRE berhasil menyelesaikan proyek gas yang diintegrasikan dengan regasifikasi terbesar di Asia Tenggara, yakni PLTGU Jawa 1 sebanyak dua unit dengan kapasitas masing-masing 880 megawatt (MW),” katanya.

Selain kinerja positif, Pertamina juga menjalankan proses bisnisnya dari hulu ke hilir dengan lebih ramah lingkungan. Pertamina berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 34 persen, lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 31,89 persen.(*)