Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Ekspor LNG AS Cetak Rekor Jelang Akhir Tahun, Eropa Jadi Tujuan Utama

Rubrik: Ekonomi Hijau | Diterbitkan: 03 January 2025 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Ekspor LNG AS Cetak Rekor Jelang Akhir Tahun, Eropa Jadi Tujuan Utama

KABARBURSA.COM - Ekspor gas alam cair atau LNG Amerika Serikat (AS) hampir menyentuh rekor pada Desember 2024, yakni mencapai 8,5 juta metrik ton (MT) setelah beroperasinya dua fasilitas baru. Angka ini naik 9 persen dibandingkan ekspor November yang mencapai 7,75 MT, meskipun masih sedikit di bawah rekor 8,6 MT yang dicatat pada Desember 2023.

Berdasarkan data LSEG yang dilansir dari Reuters, Jumat 3 Januari 2024, ekspor LNG AS sepanjang 2024 mencapai 88,3 MT—meningkat 4,5 persen dari 84,5 MT di 2023—dan mengukuhkan posisi AS sebagai eksportir LNG terbesar dunia.

Ekspansi produksi ini didorong oleh beroperasinya tahap ketiga ekspansi pabrik Cheniere Energy di Corpus Christi, Texas, serta pembukaan fasilitas Plaquemines milik Venture Global LNG di Louisiana. Fasilitas baru ini diperkirakan akan menambah kapasitas produksi tahunan hingga 30 juta MT dalam beberapa tahun ke depan.

"Pertumbuhan ekspor LNG AS dari kapasitas baru seperti Plaquemines akan membantu meredam volatilitas harga LNG global yang diprediksi meningkat pada 2025," ujar Direktur Riset Gas Global di Rapidan Energy Group, Alex Munton.

Pasar Energi Berubah pada 2025

Produksi LNG global pada 2024 memang mengalami peningkatan minim, tetapi harga gas tetap stabil karena musim dingin di Eropa terbilang hangat sehingga membuat cadangan gas tetap tinggi. Selain itu, pasokan gas Rusia masih mengalir ke Eropa melalui Ukraina.

Namun, kondisi ini diperkirakan tidak akan bertahan pada 2025. Munton mengatakan dengan pasokan yang lebih ketat dan permintaan yang tinggi, pertumbuhan ekspor LNG AS akan menjadi penentu harga global. Pada Desember 2024, Eropa menyerap 69 persen ekspor LNG AS, mencapai 5,84 MT, naik dari 5,09 MT di November. Turki menjadi salah satu pembeli terbesar dari kawasan ini.

Di sisi lain, ekspor LNG AS ke Asia juga mengalami kenaikan tipis menjadi 2,01 MT atau 24 persen dari total ekspor. Sementara ekspor ke Amerika Latin tetap di angka 0,58 MT, dan satu pengiriman kecil sebesar 0,07 MT menuju Yordania. Sepanjang 2024, 55 persen ekspor LNG AS mengalir ke Eropa, 34 persen ke Asia, dan 11 persen sisanya ke Amerika Latin dan Timur Tengah, termasuk Mesir dan Yordania.

Peningkatan produksi LNG pada akhir tahun memicu lonjakan permintaan gas sebagai bahan baku (feedgas). Menurut Peneliti Senior di Columbia University's Center on Global Energy Policy, Ira Joseph, produsen gas AS telah lama mempersiapkan diri untuk menghadapi lonjakan permintaan feedgas ini, meskipun tantangan baru muncul.

“Permintaan gas untuk pusat data dan teknologi AI datang bersamaan dengan peningkatan permintaan LNG," kata Joseph.

Proyek LNG di Indonesia

Peluang ekspor LNG yang terus meningkat di tengah ketatnya pasokan global juga menjadi perhatian Indonesia dalam memperkuat kerja sama energi dengan mitra strategis seperti Uni Emirat Arab (UEA). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia tahun lalu bertemu dengan Menteri Energi dan Industri UEA, Suhail Mohammed Al Mazrouei.

Pertemuan itu membahas tiga poin penting kerja sama strategis yang diharapkan bisa memberi dampak signifikan bagi sektor energi dan industri Indonesia. Pertama, percepatan pengembangan Blok Andaman agar bisa segera mencapai tahap produksi LNG. Kedua, penyediaan gas untuk PT PLN (Persero) dan rencana penambahan kapasitas energi terbarukan di atas 10 GW untuk kawasan industri di Indonesia. Ketiga, kolaborasi antara PT Inalum dan Emirates Global Aluminium (EGA) untuk pengembangan industri aluminium di Indonesia.

Menuju Masa Depan Energi Bersih

Langkah konkret menuju transisi energi berkelanjutan kembali ditunjukkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Ground-Mounted berkapasitas 100 MWp di Purwakarta, Jawa Barat. PLTS ini menjadi yang terbesar di Indonesia dan mencetak sejarah baru dalam perjalanan menuju energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, menegaskan peresmian ini bukan hanya simbol, tetapi bukti nyata potensi besar Indonesia dalam mengembangkan sumber daya energi surya. Upaya ini memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam memanfaatkan energi terbarukan sebagai bagian penting dari strategi transisi energi nasional.

“Peresmian PLTS Ground-Mounted 100 MWp ini merupakan bukti nyata bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi surya,” ujar Jisman Dalam keterangannya, Jum’at, 30 Agustus 2024.

Jisman menuturkan, pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dengan mengedepankan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan. Hal itu bertujuan untuk menjamin kebutuhan tenaga listrik nasional dalam jumlah yang cukup, berkualitas dengan harga yang wajar.

“Indonesia memiliki potensi energi surya yang luar biasa, mencapai 3.295 GW. Namun, hingga saat ini, kita baru memanfaatkan sekitar 270 MW,” kata Jisman.(*)