KABARBURSA.COM -Perusahaan teknologi besar seperti Meta, Amazon, dan Google memainkan peran penting dalam mendorong transisi energi terbarukan di Amerika Serikat. Laporan terbaru dari Asosiasi Industri Energi Surya (SEIA) menunjukkan investasi korporasi dalam energi surya dan penyimpanan energi mencapai tingkat rekor.
Laporan Solar Means Business mengungkap, pembelian energi bersih oleh perusahaan menyumbang lebih dari 18 persen kapasitas surya total di Amerika Serikat. Pada 2023, sekitar 20 persen dari seluruh instalasi surya di Negeri Paman Sam melibatkan perusahaan sebagai pembeli utama.
“Operasi industri besar dan pusat data di seluruh dunia semakin beralih ke energi surya dan penyimpanan sebagai solusi andal dan hemat biaya untuk kebutuhan energi mereka,” kata Presiden dan CEO SEIA, Abigail Ross Hopper, dikutip dari Renewable Energy World, Rabu, 20 November 2024.
Hopper menambahkan, perusahaan-perusahaan besar mengadopsi energi surya melalui berbagai aplikasi, termasuk instalasi di lokasi, di luar lokasi, di atap parkir, hingga menjadi penyewa utama dalam proyek surya komunitas.
Laporan ini mengulas faktor pendorong di balik pembelian energi bersih oleh korporasi, seperti insentif jangka panjang dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi. Selain itu, reformasi interkoneksi, legislasi surya komunitas baru, dan penyederhanaan kredit pajak juga disebut sebagai kebijakan yang dapat mendorong lebih banyak investasi perusahaan dalam energi surya dan penyimpanan.
[caption id="attachment_101049" align="alignnone" width="1200"] Perusahaan-perusahaan global dengan jumlah penggun panel surya terbesar pada tahun 2024. Sumber: SEIA.[/caption]
Meta, yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook, menjadi pengguna energi surya terbesar berdasarkan laporan SEIA tahun 2022 dan mempertahankan posisinya dengan hampir 5,2 gigawatt (GW) kapasitas terpasang. Amazon berada di posisi kedua dengan lebih dari 4,6 GW, diikuti Google dengan hampir 2,6 GW, dan Apple sebesar 1,15 GW. Daftar sepuluh besar dilengkapi Walmart, Target, Microsoft, Digital Realty, Verizon, dan Home Depot.
“Penambahan energi surya baru ke jaringan adalah elemen penting dalam memastikan pusat data kami didukung oleh energi bersih dan terbarukan,” kata Kepala Energi Bersih dan Terbarukan Meta untuk wilayah Timur, Carolyn Campbell.
Campbell menjelaskan, Meta terus menemukan cara untuk memperluas jaringan energi bersih guna mendukung target global perusahaan mencapai 100 persen energi terbarukan.
Meta juga menggandeng Laboratorium Penelitian Energi Terbarukan Nasional atau National Renewable Energy Research Laboratory (NREL) untuk mendanai serangkaian laporan yang berfokus pada peran pembelian energi bersih oleh korporasi.
[caption id="attachment_101052" align="alignnone" width="392"] Perusahaan dengan peringkat kapasitas tenaga surya onsite tertinggi. Sumber: SEIA.[/caption]
Sementara itu, selama sembilan tahun berturut-turut, Target Corporation menjadi pengguna energi surya onsite terbesar di Amerika Serikat dengan kapasitas 319 megawatt (MW). Surya onsite merupakan sistem tenaga surya yang dipasang di tempat energi tersebut dikonsumsi. Sistem ini dapat dipasang di berbagai lokasi, seperti atap, carport, kanopi, atau persis di atas gundukan tanah. Jika Target Corporation dianggap sebagai negara bagian, ia akan menjadi yang terbesar ke-13 dalam penggunaan energi surya di lokasi, mengalahkan Texas dan Florida.
Prologis, Walmart, Amazon, dan Blackstone melengkapi daftar lima besar pengguna surya onsite. Sepuluh perusahaan teratas dalam daftar ini menyumbang 1,36 GW kapasitas surya, setara dengan 6,8 persen kapasitas surya onsite nasional di Amerika Serikat.
“Kami memulai program surya lebih dari 20 tahun lalu,” ujar Wakil Presiden Manajemen Properti Target, Erin Tyler.
Tyler mengatakan investasi jangka panjang Target dalam energi bersih memberikan nilai berkelanjutan bagi pelanggan, komunitas, dan pemegang saham. Target Corporation menargetkan seluruh listriknya berasal dari sumber terbarukan pada 2030.
Hingga kuartal pertama 2024, sektor bisnis di Amerika Serikat telah memasang hampir 40 GW kapasitas energi surya onsite dan off-site.
[caption id="attachment_101053" align="alignnone" width="641"] Perusahaan-perusahaan AS dengan peringkat penyimpanan baterai terbesar. Sumber: SEIA[/caption]
Untuk pertama kalinya, laporan Solar Means Business melacak penggunaan baterai energi oleh korporasi. Google memimpin dengan kapasitas 312 Mega Watt AC (MWac), sekitar 25 persen lebih besar dibandingkan gabungan sembilan perusahaan lainnya dalam daftar sepuluh besar.
SEIA memprediksi tren besar berikutnya dalam integrasi energi bersih adalah penggunaan baterai onsite maupun off-site. Konsorsium kesehatan terbesar di AS, Kaiser Permanente, memiliki lebih dari 115 MWac kapasitas terpasang. Organisasi penyedia layanan kesehatan ini telah menggunakan baterai untuk mendukung jaringan mikro di pusat medisnya agar lebih tahan terhadap pemadaman listrik. Langkah ini pun diikuti Starbucks untuk mendukung stasiun pengisian kendaraan listrik.
Total penggunaan baterai korporasi mencapai lebih dari 1,8 gigawatt-jam (GWh), dengan lebih dari 3 GWh kapasitas baterai yang direncanakan akan terpasang dalam lima tahun ke depan.
[caption id="attachment_101054" align="alignnone" width="634"] Perusahaan-perusahaan dengan jaringan pipa tenaga surya terbesar. Sumber: SEIA[/caption]
Meta, Google, dan Amazon menjadi perusahaan dengan penambahan energi surya terbesar dalam portofolio listrik mereka hingga kuartal pertama 2024. Ketiga perusahaan ini juga memiliki proyek energi surya yang sedang dikembangkan dengan kapasitas terbesar.
Amazon memimpin dengan 13,6 GW proyek dalam pipeline, sementara Meta dan Google masing-masing memiliki hampir 6 GW, lebih dari sepuluh kali lipat perusahaan berikutnya, McDonald’s. General Motors, Toyota, dan Home Depot juga masuk dalam sepuluh besar pembeli energi surya.
Total pipeline proyek energi surya sepuluh perusahaan terbesar mencapai setidaknya 27,8 GWdc. Jika hal ini terwujud, maka akan melampaui seluruh kapasitas energi surya yang terpasang di Amerika Serikat pada 2022.
Transisi energi bersih oleh korporasi ini tidak hanya mencerminkan pertumbuhan beban komersial, tetapi juga ambisi keberlanjutan yang menciptakan investasi energi bersih yang stabil dan berkelanjutan untuk tahun-tahun mendatang.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.